TASAWUF
A. Karakteristik
Umum
Tasawuf secara umum adalah falsafah hidup dan cara tertentu dalam
tingkah laku manusia dalam upaya merealisasikan kesempurnaan moral, pemahaman
tentang hakikat realitas dan kebahagiaan rohaniah (Abul Wafa’ al-Taftazani,
Madkhal Ila Tasawwuf Al-Islami, Dar al-Saqafah li al-Tiba’ah wa al-Nasyr,
Cairo, 1979, hlm.3).
B.
Pengertian Tasawuf Secara Etimologi
Secara etimologis, para ahli berselisih
tentang asal kata tasawuf, antara lain :
·
Shuffah ( serambi tempat duduk ), yakni serambi masjid nabawi di Madinah
yang disediakan untuk orang-orang yang belum mempunyai tempat tinggal dan
kalangan Muhajirin di masa Rasulullah SAW. Mereka biasa dipanggil ahli shuffah
(pemilik serambi) karena di serambi masjid itulah mereka bernaung.
·
Shaf ( barisan ), karena kaum shufi mempunyai iman kuat, jiwa bersih,
ikhlas, dan senantiasa memilih barisan yang paling depan dalam sholat berjamaah
atau dalam perang suci.
·
Shafa:bersih atau jernih.
·
Shufanah : Sebutan nama kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir.
·
Shuf (bulu domba), disebabkan karena kaum sufi biasa menggunakan
pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai lambang akan kerendahan hati
mereka, juga menghindari sikap sombong, serta meninggalkan usaha-usaha yang
bersifat duniawi. Orang yang berpakaian bulu domba disebut “ mutashawwif ”,
sedangakan perilakunya disebut “ tasawuf ”.
·
Theosofi : Ilmu ketuhanan. Tetapi yang terakhir ini tidak disetujui oleh
H.A.R.Gibb. Dia cenderung kata tasawuf berasal dari Shuf (bulu domba).
C.
Pengertian Tasawuf Secara Terminologi
Sedangkan menurut
terminologis pun, tasawuf diartikan secara variatif oleh para ahli sufi, antara
lain yaitu :
Imam Junaid dari Baghdad (m. 910),
mendefinisikan tasawuf sebagai “mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat
rendah”.
Syekh Abul Hasan asy-Syadzili
(m. 1258) syekh sufi besar dari Afrika Utara, mendefinisikan tasawuf sebagai
“praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk
mengembalikan diri kepada jalan Tuhan” 3).
Sahal al-Tustury (w 245)
mendefinisikan tasawuf dengan “ orang yang hatinya jernih dari kotoran, penuh
pemikiran, terputus hubungan dengan manusia, dan memandang antara emas dan
kerikil” 4).
Syeikh Ahmad Zorruq (m.
1494) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai berikut :
“Ilmu yang denganya anda dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata
bagi Allah, dengan menggunakan pengetahuan anda tentang jalan islam, khususnya
fiqih dan pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal anda dan
menjaganya dalam batas-batas syariat islam agar kebijaksanaan menjadi nyata”.
Syekh
Muhammad Al Kurdi yaitu
ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ihwal(perbuatan)kebaikan dan keburukan
jiwa dengan cara membersihkan sifat-sifat yang buruk dan mengisinya dengan
sifat-sifat yang baik.
Imam Ghozali-Abu Bakar yaitu budi pekerti, barang siapa yang
member budi pekerti atasmu,berarti ia memberikan bekal dalam dirimu dalam
bertasawuf.
Muhammad An Nawawi – Al
Junaid Al Baghdadi yaitu memelihara atau menggunakan waktu.Seorang hamba tidak akan
menekuni (tasawuf) tanpa aturan ,tidak tepat ibadahnya tanpa tertuju pada
TuhanNya dan merasa tidak berhubungan tanpa menggunakan waktu.
As Suhrawardi ,tasawuf yaitu mencari hakikat dan
meninggalkan sesuatu yang ada di tangan makhluk (kesenangan dunia).
Radim bin Ahmad Al Baghdadi yaitu faqr,rela berkorban dan rela
meninggalkan kebathilan (ghurur).
Abu Yazid Al Bustami yaitu kondisi di mana seseorang
mengencangkan ikat pinggangnya(karena menahan lapar) dan pengekangan erhadap
syahwat dunia sesaat dan mementingkan kepentingan pribadi kepada Alloh dengan
mencurahkan secara totalitas kepadaNya.
Abu Wafa’ Al Taftazani yaitu pandangan filosofis kehidupan untuk
mengembangkan moral jiwa yang dapat direalisasikan dengan latihan praktis.
Ma’ruf al-Karkhi,tasawuf ialah
mengambil hakikat dan putus asa terhadap apa yang ada ditangan makhluk, maka
siapa yang tidak benar-benar fakir, dia tidak benar-benar bertasawuf
Abu
Turab al-Nakhsabi,sufi adalah orang yang tidak ada sesuatu apapun mengotori dirinya
dan dapat membersihkan segala sesuatu
Zu al-Nun al-Misri,sufi
adalah orang ynag tidak suka meminta dan tidak merasa susah karena ketiadaan
Al-Mujahadah, yaitu definisi yang membicarakan tentang pengalaman yang
menyangkut kesungguhan dan kegiatan
Abu
al-Husain al-Nuri,tasawuf bukanlah wawasan atau ilmu, tetapi akhlak. Karena seandainya
wawasan, maka ia dapat dicapai hanya dnegan kesungguhan, dan seandainya ilmu,
ia akan dapat dicapai dengan belajar, akan tetapi tasawuf hanya dapat dicapai
dengan berakhlak dengan akhlak Allah, dan engkau tidak akan mamapu menerima
akhlak ke-Tuhanan hanya dengan wawasan dan ilmu.
Sahl ibn Abdillah al-Tustari,tasawuf
ialah sedikit makan, tenang dengan Allah dan menjauhi manusia.
Abu Muhammad Ruwaim,tasawuf
terdiri dari tiga perangai: berpegang kepada kefakiran dan mengharap Allah,
merendahkan diri dan mendahulukan ornag lain dengan tidak menonjolkan diri, dan
dengan meninggalkan usaha.
Al-Mazaqah, yaitu definisi yang
membicarakan pengalaman dari segi perasaan.
Al-Junaidi al-Bagdadi,tasawuf
ialahbahwa engkau bersama Allah tanpa ada penghubung.
Abu Bakral-Syibli,orang-orang
sufi adalah anak-anak kecil di pangkuan Tuhan
Al-Ghazaly di dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin menukilkan beberapa pendapat
tentang definisi Tasawuf yaitu:
Ilmu Tasawuf ialah pengetahuan
tentang ikhlas, dan menjauhi hal-hal yang merusak jiwa, cara membedakan bisikan
Malaikat dan bisikan syaitan iblis.
Ilmu Tasawuf ialah pengetahuan tentang hal diri dan tingkatan kita dalal
mendekatkan diri kepada Tuhan.
Ilmu Tasawuf ialah ilmu batin yang hanya menjadi tugas golonga tertentu yang
ahli dalam ilmu itu dan buka untuk umum.
Abu Thalib Al-Makky berkata: “Tasawuf ialah ilmu tentang kandunagan
Al-Qur’an dan Hadist yang menjadi dasar Islam.
Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana, bahwa tasawuf itu adalah
suatu sistem latihan dengan kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk
membersihkan, mempertinggi, dan memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan
(taqarrub) kepada Allah, sehingga dengan itu maka segala konsentrasi seseorang
hanya tertuju kepada-Nya.
Dengan pengertian seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah bagian
ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia (sebagaimana Islam juga
diturunkan dalam rangka membina akhlak umat manusia) di atas bumi ini, agar
tercapai kebahagaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, siapapun boleh menyandang predikat mutasawwif sepanjang
berbudi pekerti tinggi, sanggup menderita lapar dan dahaga, bila memperoleh
rizki tidak lekat di dalam hatinya, dan begitu seterusnya yang pada pokoknya
sifat-sifat mulia, dan terhindar dari sifat-sifat tercela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar