Kamis, 09 Maret 2023

OPTIMASI MARKETING MIX

 MAKALAH

OPTIMASI MARKETING MIX


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.

Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran atau marketing mix. Hal tersebut penting karena marketing mix merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia. Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa pasar. Oleh karena itu diperlukan strategi marketing mix dapat memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya. Apabila strategi marketing mix yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.

1.2.  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan marketing mix?

2.      Sebutkan apa saja unsur-unsur yang ada pada marketing mix!

3.      Bagaimana strategi optimasi marketing mix?

1.3.  Tujuan Masalah

Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimksud dengan marketing mix sekaligus bagaimana strategi optimasi meketing mix.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Marketing Mix

Pada dasarnya pengertian marketing mix tidak jauh berbeda dengan pengertian marketing umumnya, mupun pengertian pemasaran biasanya. Namun konsep marketing mix, menawarkan sedikit perbedaan dengan kedua pengertian marketing-pemasaran tersebut. Dimana teori marketing mix lebih mengedepankan pembauran (gabungan) teori pemasaran atau marketing pada umumnya, dalam memasarkan produk (barang) maupun jasa.

Pengertian marketing mix adalah menjalankan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersama (gabungan) di antara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Karena dalam konsepnya, setiap elemen pemasaran tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, tanpa didukung oleh elemen lainnya.

Sumarmi dan Soeprihanto menjelaskan, “Marketing mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain marketing mix adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen”.[1]

2.2.  Unsur-unsur Marketing Mix

Marketing mix terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya yang terdiri dari “empat P” yaitu:

 

 

1)        Produk

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:274), “Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa).

2)        Price

Menurut Sumarni dan Soeprihanto, harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut.[2]

3)        Place

Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni dan Soeprihanto tentang saluran distribusi adalah, “Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai”.[3]

4)        Promotion

Menurut Tjiptono pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.[4]

Sementara itu, Boom dan Bitner menambahkan, untuk perusahaan yang bergerak dalam bisnis jasa, selain menggunakan konsep marketing mix 4P yang disebutkan di atas, juga perlu ditambahkan 3P, yaitu:

·       People, adalah semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan mempengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, serta pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam lingkungan service (layanan) jasa tersebut. People termasuk kegitan untuk karyawan mulai dari rekrutmen, diklat (pendidikan dan pelatihan), motivasi, balas jasa, kerja sama, serta pelanggan (customers )dan colon pelanggan.

·       Physical Evidence atau bukti fisik, adalah bukti keberadaan prusahaan. Seperti halnya simbol prusahaan, moto, visi, misi, fasilitas yang dimiliki (gedung kantor, dll.), laporan (keuangan, dokumen-dokumen, dll.), kartu nama, seragam karyawan, jaminan perusahaan, dan kekayaan perusahaan.

·       Process, yaitu keterlibatan pelanggan (customers) dalam pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan, atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di lingkungan prusahan jasa tersbut.

Sebelum membangun dan menerapkan 7P diatas, pemasar sebaiknya memikirkan terlebih dahulu “4C” seperti yang diungkapkan oleh Titik Wijayanti, yang terdiri dari:

·       Solusi Pelanggan (Customer Solution), Produk dapat membantu dan mampu memecahkan masalah konsumen

·       Biaya Pelanggan (Customer Cost), Harga yang dibayarkan konsumen untuk membeli produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

·       Kenyamanan (Convenience), Produk tersebut mampu menyenangkan konsumen karena mudah diperoleh di mana-mana

·       Komunikasi (Communication), Produsen melakukan komunikasi produk kepada konsumen secara benar dan tepat sasaran.

2.3.  Strategi Optimasi Marketing Mix

Pemahaman terhadap konsep marketing instrumens dalam hubungannya dengan masa kehidupan produk, menentukan skala prioritas dan strategi optimal marketing mix yang dimiliki. Strategi optimasi marketing mix ini ditentukan oleh kualitas jasa atau barang yang ditawarkan (perceived service or product quality). Keberhasilan faktor ini dapat diukur dengan hal-hal berikut:

  1. Kualitas barang atau jasa yang diterima pelanggan (product performance/service performance). Artinya, apa yang diterima pelanggan pada saat membeli atau menerima barang atau jasa perusahaan.
  2. Produk atau jasa yang diharapkan pelanggan (customer expectation). Artinya apa yang dirasakan pelanggan sesuai dengan keinginan, kebutuhan, serta harapan atas barang atau jasa yang dibelinya.

 

Dan kualitas barang atau jasa yang ditawarkan perusahan, ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut beberapa ahli pemasaran, paling tidak terdapat lima unsur yang menentukan kualitas barang atau jasa, di antaranya:

1)   Bukti fisik (Tangibles), penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawandan bahan komunikasi.

2)   Keandalan (Reliability),adalah kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat.

3)   Daya tanggap (Responsiveness), yaitu kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.

4)   Jaminan (Assurance), pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.

5)   Empati (Empathy), kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan.

2.4.            Efektivitas Marketing Mix

Efektivitas marketing mix dapat dipakai sebagai syarat penting untuk menguasai pasar. Tapi pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk marketing mixnya bukanlah satu syarat mutlak yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan volume penjualan, tetapi faktor efektivitas pengeluaran yang menyangkut seberapa jauh efektivitas pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan terhadap volume penjualannya. Jadi perusahaan yang memiliki tingkat efektivitas lebih tinggi akan mendapatkan hasil volume penjualan total dalam persentase lebih besar, maka manajemen harus berusaha memanfaatkan sumber produknya seefektif mungkin disamping tingkat pengeluarannya.

Biasanya marketing mix yang dipakai untuk barang konsumsi berbeda dengan marketing mix yang dipakai untuk industri. Demikian juga marketing mix untuk jasa juga sangat berbeda dengan marketing mix untuk barang. Kegiatan promosi misalnya, sedangkan barang industri lebih menekan pada personal selling daripada barang konsumsi, sedangkan barang konsumsi lebih banyak menitikberatkan pada perkiraan.

Tahapan-tahapan dalam konsep product life cycle mendapatkan perhatian khusus dari marketing mix yang digunakan, karena tidak setiap produk mengalami keselurahn proses tersebut dan masa kehidupan produk akan mempengaruhi penjualan dan laba.

Setiap masa kehidupan produk memiliki kombinasi urutan prioritas marketing mix yang perlu dilakukan:

·      Tahap perkenalan : kualitas produk, advertensi, harga, pelayanan

·      Tahap kedewasaan : harga, kualitas produk dan pelayanan

·      Tahap kejenuhan: packaging, advertensi, kualitas produk dan pelayanan,  harga.

·      Tahap penurunan : advertensi, pelayanan, kualitas produk, packaging dan harga.


 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada marketing mix didalam merancang program pemasarannya. Marketing mix yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.

Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.

Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep marketing mix 4P (product, place, pricing, dan promotion).

Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Jakarta: Prenhallindo

Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. 2010. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi ke 5. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi ke 3. Yogyakarta:Andi

http://dansite.wordpress.com/2009/04/05/bauran-pemasaran-marketing-mix/

 



 





[1] Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. 2010. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi ke 5. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Hlm. 274.

[2] Ibid. hlm. 281.

[3] Ibid. hlm 288.
[4] Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi ke 3. Yogyakarta: Andi. Hlm.219

Tidak ada komentar:

Posting Komentar